JAKARTA RADAR BOGOR, Sejumlah masalah pergerakan masker anti-aus menjadi kendala dalam mengatasi penyebaran virus corona, meski protokol kesehatan penggunaan masker dinilai sebagai senjata paling efektif dalam mencegah virus corona.
Sayangnya, masker telah menjadi masalah dengan beberapa yang mengatakan bahwa memakai masker menyebabkan hipoksia atau kehabisan oksigen.
Peneliti melaporkan dari Boy Genius Report (BGR) pada Rabu (11/11) bahwa hal tersebut tidak benar. Dokter memakai masker terus menerus di rumah sakit, bahkan selama operasi yang lama, dan tidak menderita hipoksia.
Masker memungkinkan oksigen lewat sambil memblokir patogen di udara. Para dokter dan perawat memakainya untuk melindungi pasien selama operasi, tetapi juga untuk melindungi diri mereka sendiri.
Ilmuwan dari McMaster University di Kanada, AS, membuktikan bahwa masker sangat aman dari segi kandungan oksigen. Para peneliti memutuskan untuk melakukan percobaan pada orang tua. Ini karena orang tua lebih mungkin mengalami masalah medis yang dapat meningkatkan risiko kematian akibat Covid-19.
Antara 27 Juli dan 10 Agustus, total 25 peserta pensiunan kondominium direkrut di Ontario. Para peneliti memberi semua sukarelawan jenis masker sekali pakai non-medis tiga lapis yang sama yang digunakan publik. Kemudian juga diberikan portable pulse oximeter yang mengukur denyut nadi dan saturasi oksigen.
“Ninja twitter bersertifikat. Ahli internet. Penggemar budaya pop hardcore. Baconaholic.”
You may also like
-
Aturan matematika ditemukan di balik distribusi neuron di otak kita
-
Para ilmuwan menemukan penjelasan untuk lubang gravitasi raksasa di Samudra Hindia
-
Peta baru yang akurat dari semua materi di alam semesta dirilis
-
Para ilmuwan mengatakan sepasang bintang yang sangat langka berperilaku sangat ‘aneh’
-
Lima Angsa Tewas Setelah Terbang Ke Saluran Listrik Hinkley | Berita Inggris