TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Beberapa gejala yang biasa terjadi pada penderita Covid-19 adalah: demam, untuk batuk, Kelelahan dan penurunan indra penciuman.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa infeksi virus corona menimbulkan gejala baru.
Penelitian terbaru dari Northwestern Medicine menunjukkan bahwa gejala infeksi virus corona baru merupakan masalah pada sistem saraf.
Baca: Prediksi IDI, sepekan ke depan, demo cluster Work Creation Act memicu peningkatan kasus Covid-19
Menurut BGR, gejala ini umum terjadi pada 509 pasien Covid 19 yang berpartisipasi dalam penelitian.
42% mengalami masalah sistem saraf selama infeksi dan 63% mengalaminya setelah dirawat di rumah sakit.
Baca: WHO: Ada harapan vaksin virus corona akan tersedia akhir tahun ini
Sementara itu, 82% pasien melaporkan pernah mengalami masalah saraf di beberapa titik selama sakit.
Berdasarkan laporan penelitian, terdapat berbagai gejala gangguan sistem saraf pada pasien yang terinfeksi virus corona.
Gejala berupa nyeri otot, sakit kepala, ensefalopati (fungsi otak abnormal), pusing, penurunan indra perasa dan penciuman.
Baca: Kamala Harris tidak menerima vaksin Covid-19 yang disetujui Donald Trump
Dari semua gejala yang disebutkan, ensefalopati merupakan gejala yang paling serius. Gejala infeksi virus corona menyebabkan kebingungan, kehilangan ingatan, dan perubahan kepribadian.
Berdasarkan BGR, penderita ensefalopati memiliki angka kematian sebesar 21,7%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pasien tanpa gejala yaitu 3,2%.
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi