Pemerintah Indonesia didesak untuk membebaskan aktivis kemerdekaan Victor Yeimo dari Papua Barat.
Juru bicara Komite Nasional Papua Barat ditangkap awal bulan ini atas dugaan perannya dalam protes anti-rasisme yang meluas pada tahun 2019.
Yeimo menghadapi sebelas dakwaan, termasuk pengkhianatan, pembakaran, dan penghasutan.
Pernyataan polisi terkait penangkapannya juga merujuk pada kemunculan Yeimo dan perwakilannya pada pertemuan Dewan HAM PBB di Jenewa pada Maret 2019.
Tapol, sebuah organisasi internasional yang mengkampanyekan hak-hak tahanan politik di Indonesia, prihatin bahwa Yeimo menjadi sasaran pembalasan negara dan telah mendesak pihak berwenang Indonesia untuk membebaskannya.
Pelagio Doutel Tapol mengatakan Yeimo ditangkap secara terpisah oleh polisi di Kecamatan Abepura Jayapura. Dia telah diberi makanan bergizi buruk yang menyebabkan sakit maag. Doutel mengatakan ini adalah perlakuan yang berpotensi diklasifikasikan sebagai penyiksaan.
Yeimo sebelumnya mendapat hukuman penjara terkait aktivitasnya untuk menggunakan hak kebebasan berekspresi dan menjadi sasaran penyiksaan, menurut Doutel.
“Penangkapannya merupakan tanda penting upaya Indonesia untuk membatasi kebebasan berekspresi dan menggagalkan gerakan rakyat Papua Barat untuk mencari solusi demokratis, alternatif dari otonomi khusus yang bermasalah.”
Menurut proyek Papuans Behind Bars, yang melibatkan Tapol, Yeimo hanyalah satu dari banyak orang Papua yang dipenjara karena alasan politik yang jelas dalam beberapa bulan terakhir.
Antara Oktober 2020 dan April 2021, seratus lima puluh empat orang ditangkap atau ditahan secara sewenang-wenang.
“Kebanyakan dari mereka kemudian dibebaskan, tentu saja, tetapi beberapa ditangkap. Setidaknya sebelas dari jumlah itu masih dalam tahanan.”
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi