Ditanya perihal aksi demonstrasi reformasi monarki, berikut tanggapan Raja Thailand.

BANGKOK, KOMPAS.com – Raja Thailand Maha Vajiralongkorn mengaku masih mencintai orang demonstran di tengah seruan untuk reformasi monarki yang muncul di Thailand.

Pernyataan tersebut merupakan komentar publik pertamanya sejak aksi tersebut demonstrasi meletus di Thailand sejak Agustus CGTN.

Hal itu dilontarkannya saat unjuk rasa dengan loyalis kerajaan berbaju kuning, Minggu (11/1/2020).

Saat ditanya Berita Channel 4 Mengenai tanggapannya terhadap para demonstran, Raja Maha menjawab: “Kami semua mencintai mereka”.

Baca juga: Dengan ancaman 15 tahun penjara, mengapa orang Thailand berani melawan raja?

Setelah itu, Raja Maha juga ditanya apakah masih ada ruang untuk kompromi, dia menjawab “Thailand adalah tanah kompromi”.

Komentar Raja tersebut seakan merespon sikap Istana Kerajaan yang tetap bungkam saat dimintai komentar atas aksi demonstrasi di Thailand yang tak kunjung reda.

Para pengunjuk rasa, yang dipimpin oleh mahasiswa, menuntut pengunduran diri perdana menteri Prayuth Chan-o-cha dan menyerukan reformasi monarki.

Para pengunjuk rasa ingin menekan pemerintahan Raja Maha yang kini memiliki kendali penuh atas sejumlah satuan militer dan kekayaan istana senilai puluhan miliar dollar AS.

Baca juga: Perdana Menteri Thailand memberikan jawaban ini saat diprotes masyarakat untuk mengundurkan diri

Pemimpin kelompok loyalis pemerintah Thailand, Warong Dechgitvigrom, terus memobilisasi orang untuk melawan pengunjuk rasa anti-pemerintah.

Dia menyatakan bahwa Raja Maha menyuruhnya untuk “membantu menemukan kebenaran”.

Pemerintah Prayuth melarang protes bulan lalu, menyatakan keadaan darurat dan menahan banyak pemimpin protes.

Baca juga: Demonstrasi di depan Perdana Menteri Thailand, politisi ini mengiris pergelangan tangannya saat sidang parlemen

Namun, masyarakat Thailand semakin menentang keputusan untuk menyatakan keadaan darurat dan telah mendorong lebih banyak orang untuk turun ke jalan.

READ  Departemen Kehakiman AS memperingatkan tindakan keras kejahatan korporasi yang akan datang

Akhirnya pemerintah Thailand mencabut keputusannya.

Di sisi lain, Prayuth mengatakan dia tidak akan mengundurkan diri dan telah menolak klaim bahwa pemilihan tahun lalu diadakan untuk keuntungannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *