TEMPO.CO, jakarta – Presiden Joko”JokowiWidodo, dalam sebuah acara di Solo, Jawa Tengah, mendorong capres dan cawapres mendatang untuk menyimpang dari politisasi agama di Pilpres 2024.
Pesannya sangat menentukan ketika Widodo mengatakan, “Jangan mempolitisasi agama! Ini kita lalui dan kita terseret terlalu lama.” Presiden berpidato di konferensi nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) pada 21 November.
Selain mendesak para politisi untuk memisahkan agama dari politik, ia juga mendorong penggunaan politik yang bersumber dari isu Agama, Suku, dan Ras (SARA).
“Jangan! Ini akan sangat berbahaya bagi negara sebesar Indonesia yang sangat beragam,” kata Jokowi.
Dia kemudian mendorong politisi untuk kembali ke akarnya, merepresentasikan ide daripada memengaruhi pemilih dengan aspek yang dangkal.
Jokowi menyampaikan hal ini sebagai tanggapan atas situasi global saat ini, yang sama sekali tidak normal saat ini. Dia mengulangi pernyataannya berulang kali bahwa 14 negara saat ini menjadi pasien Dana Moneter Internasional atau IMF.
Di tengah situasi global yang rentan, Presiden mengimbau calon presiden untuk turut menjaga atmosfer politik Indonesia
FAJAR PEBRIANTO
klik disini untuk mendapatkan update berita terbaru dari Tempo di Google News
“Ninja twitter bersertifikat. Ahli internet. Penggemar budaya pop hardcore. Baconaholic.”
You may also like
-
Subway setuju untuk menjual kepada pemilik Dunkin’ dan Baskin-Robbins, Roark Capital
-
Qatar Airways dan Airbus mencapai penyelesaian dalam kasus hukum A350 | berita penerbangan
-
Bos NatWest menolak menghadiri sidang parlemen
-
Investor Brunei berencana berinvestasi dalam proyek energi terbarukan di IKN
-
Pembuat ChatGPT OpenAI merilis alat pendeteksi konten buatan AI yang “tidak sepenuhnya andal” | Kecerdasan Buatan (AI)