Wawancara Eksklusif Ahmad Dhani dengan Munarman tentang Tragedi …

Memuat…

JAKARTA – Pimpinan grup band Dewa 19 yang juga Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Dhani melakukan wawancara eksklusif dengan Sekretaris Jenderal Front Pembela Islam (FPI), Munarman tentang tragedi KM 50 yang tewas enam anggota FPI Laskar .

Wawancara tersebut diunggah Dhani ke kanal YouTube Gajahmaddhani. Dalam wawancara tersebut Munarman memberikan rangkaian foto enam anggota FPI Laskar yang tewas pasca penembakan di tol Jakarta-Cikampek kilometer 50. / 12/2020). (Baca juga: Orang Asing Kunjungi Kantor DPP FPI, Aziz Yanuar: Ingin Kenali FPI Langsung)

Munarman mengatakan ini pertama kalinya foto diberikan kepada Dhani. “Cuma yang pertama. Belum ada yang keluar. Kamu harus mendapatkan keistimewaan khusus untukmu, itu benar,” Munarman meyakinkan Dhani.

Dhani kemudian mengatakan bahwa kekuatannya hanya berputar. “Jika ada orang yang ngotot membela penguasa, menurut saya mereka bodoh. Mereka menganggap kekuasaan itu abadi. Mereka salah menggunakan kekuasaan. Tidak ada yang abadi di dunia ini selain perubahan,” kata Dhani. .

“Senpi ada atau tidak?” tanya Dhani. Munarman menjawab, “Tidak ada.”

“Sebenarnya soal senpi itu hal yang sederhana. Lihat saja registernya, itu senjata yang mahal. Registernya, setiap peluru ada catatan administrasi. Kamu bisa mengecek pelurunya. Gampang asalkan tidak dilepas” kata Munarman.

Dhani kemudian bertanya, “Kalau FPI bisa merekonstruksinya bukan? Ada informasi apa?”

“Mengerti,” jawabnya. “Kami mengumpulkan para saksi di KM 50. Dia sudah memberikan keterangan ke Komnas HAM. Jangan lupa. Jadi kami punya cukup informasi tentang kami,” kata Munarman.

Dhani lalu bertanya, “Bang Munarman percaya pada HAM Komna kan?” “Ini bukan soal percaya atau tidak, tapi mekanisme hukumnya harus Komnas HAM karena kalau itu pelanggaran HAM berat atau HAM itu domain Komnas HAM,” jawab Munarman. (Baca juga: Kasus Habib Rizieq, Ditangani Bareskrim, FPI: Semoga terbebas dari kepentingan dan jabatan politik)

“Mungkin Komnas HAM tidak diintervensi oleh aparat?” tanya Dhani.

“Sekarang mari kita lihat ini (penembak) polisi. Di kepolisian ini ada dua unit perwira yang tidak berseragam. Satuan intelijen, sama dengan satuan detektif. Biasanya kita dipanggil untuk berunding, terutama saat demonstrasi. Saat pengawasan dijalankan oleh Satuan Detektif, itu dalam penegakan hukum. Jika ini dilakukan di bawah penegakan hukum, “Saudara Ahmad Dhani, kami minta …” adalah rahasia ilahi, “kata Munarman.

“Jadi kami belum jelas tujuannya, tapi tiba-tiba ini disebut polisi. Penegakan hukum tidak jelas menyalahkan enam syuhada yang melakukan penyerangan pertama,” lanjutnya.

Dhani lalu menegaskan, “Tapi tidak ada?”

Munarman menjawab, “Mereka mengira bisa membingkainya, tapi setelah kami dengar itu tidak ada. Akhirnya, mereka tidak pernah menunjukkan KTP. Mereka tidak menunjukkan surat tugas. Mereka tidak menggunakan sirene. Mereka tidak menggunakan speaker.” . “

Dhani bertanya lagi: “Artinya tidak ada sirene mobil?” “Tidak ada,” jawab Munarman.

“Tidak ada teriakan bahwa Anda adalah polisi, tidak ada KTP seperti yang kita lihat di film-film Amerika yang Anda (polisi) tunjukkan kartu itu.

Munarman mengatakan, dua anggota DPR dari Partai Gerindra, Romo Syafi’i dan Fadli Zon, sedang menjaga jenazah 6 FPI Laskar. “Saya lumayan bangga juga. Teman-teman pesta gerindra masih oke,” kata Dhani. (Baca juga: Desakan Bentuk TPF dalam Kasus FPI Laskar, Komisi III Tunggu Hasil Investigasi Polri)

Dari perbincangan tersebut, Dhani mengaku tidak kuat. “Saya tidak cukup kuat untuk terus terang. Mudah-mudahan ada titik terang dalam hal ini. Semoga 6 syuhada ini menjadi syahid, Insya Allah. Dan jika kita benar-benar memahami ilmu agama kita tidak perlu bersedih,” tuturnya. Dhani.

“FPI bangga memiliki syuhada ini, terutama bagi keluarga yang telah ditinggalkan. Saya ingin menyampaikan belasungkawa yang sebesar-besarnya. Tapi saya juga ingin menyampaikan betapa bangganya orang tua memiliki anak seperti mereka,” pungkas suami Mulan Jameela ini. .

READ  Semua tentang grand final

(Poe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *