Video ofensif di Indonesia: Tersangka Utama di Sabah | Harian Ekspres Online

Video ofensif di Indonesia: tersangka utama di Sabah

Di tayangkan pada: Jumat 1 Januari 2021

Dari: Bernama

Ukuran teks:


Kredit foto: thestar.com.my

Kuala Lumpur: Seorang warga Indonesia diyakini sebagai penyebab utama di balik video ofensif tentang Indonesia dan rekaman itu tidak dibuat di Malaysia, kata Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Abdul Hamid Bador. (Gambar)Dia mengatakan polisi memperoleh informasi ini setelah memeriksa seorang pekerja Indonesia berusia 40-an di Sabah yang juga salah satu tersangka dalam kasus tersebut. “Tersangka ditangkap di Sabah pada hari Senin dan Kepolisian Kerajaan Malaysia (PDRM) menerima informasi baru dalam penyelidikan kami.

IKLAN

“Ya, PDRM sudah mendapat petunjuk baru bahwa pelakunya berasal dari sana (Indonesia) dan kami sedang memeriksa tersangka lebih lanjut untuk melihat siapa yang mengedit video tersebut,” ujarnya di Bukit Aman. Abdul Hamid mengatakan polisi Malaysia telah membagikan informasi ini dengan rekan mereka dari Indonesia dan tersangka utama diharapkan segera diketahui. “Dalam kasus ini, orang yang pemarah dan tidak bertanggung jawab dengan motif yang buruk telah mencemarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya. “Parodi ini menimbulkan kemarahan di kalangan masyarakat Indonesia dan saya jamin kemarin (Rabu) Polri mengambil tindakan drastis dengan menerbangkan tim khusus ke Sabah untuk melacak para pelaku,” tambahnya.

IKLAN

Abdul Hamid menekankan bahwa terlibat dalam tindakan yang merendahkan suatu negara merupakan tindak pidana yang serius. “InsyaAllah, tersangka (pelaku utama) akan kami bawa ke pengadilan segera setelah dia ditangkap,” ujarnya. “Saya ingin mengingatkan warga Malaysia untuk menjauhi kegiatan tercela yang telah melukai perasaan warga negara tetangga kita Indonesia,” tambahnya. Video yang diunggah ke bagian komentar di akun YouTube My Asean dua pekan lalu itu berisi teks editan Indonesia Raya yang menghina Indonesia. Video tersebut telah dihapus dari bagian komentar YouTube, tetapi telah diunggah di berbagai aplikasi dan didistribusikan secara luas di platform media sosial lain di Indonesia, menimbulkan reaksi negatif yang kuat dari banyak orang.

READ  Sheikh Mohamed mengunjungi paviliun di Indonesia, Mesir dan Yordania

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *