Jakarta, CNBC Indonesia – Dua emiten dari sektor berbeda di Bursa Efek Indonesia (BEI) baru saja mendapat pendanaan atau utang dari bank. Keduanya adalah emitor telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan produsen ban PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR).
EXCL mengantongi pinjaman 1,5 triliun rupee dari PT Bank Permata Tbk (BNLI).
Dalam pengumuman di halaman keterbukaan informasi, Ranty Astari Rachman, Sekretaris Perusahaan XL Axiata, mengatakan pinjaman tersebut telah disetujui pada 25 September 2020 dengan jangka waktu 5 tahun.
Fasilitas kredit tersebut akan digunakan untuk pengadaan barang modal, investasi, refinancing pinjaman bank atau obligasi, dan pembayaran kewajiban umum lainnya, kata Ranty, Senin (28/9/2020).
Berdasarkan catatan CNBC Indonesia, EXCL sudah mengambil kredit Rp 1,5 triliun dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada 4 Mei 2020. Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk membiayai ekspansi bisnis, investasi, dan refinancing pinjaman.
Seperti diketahui, XL telah menginvestasikan 7,5 triliun rupee tahun ini, dengan fokus pada pengembangan, serat, dan digitalisasi infrastruktur.
Dengan investasi (Capex) tersebut perseroan menargetkan fiberisasi dapat menjangkau 300 kota dari 200 kota sebelumnya, sehingga mulai 2019 lokasi akhir XL Axiata meningkat menjadi 70% pada 50% dengan porsi 80%. Investasi. Sedangkan 20% dari belanja modal akan digunakan untuk mendigitalkan layanan XL Axiata.
Di sisi lain, Goodyear juga telah menyepakati perjanjian fasilitas kredit dengan Citibank sebesar USD 10 juta atau sekitar Rp 148,50 miliar dengan asumsi nilai tukar Rp 14.850 per dolar AS. Jangka waktu pinjaman ini hingga 22 September 2020.
“Fasilitas kredit berulang ini akan digunakan untuk membiayai kembali utang perseroan yang masih berjalan dengan suku bunga yang lebih rendah,” kata Vikash Mahendra Pillay, Sekretaris Perusahaan Goodyear Indonesia, di keterbukaan informasi BEI.
Sebelumnya, pada 14 September 2020, perseroan juga telah menandatangani amandemen perjanjian fasilitas kredit korporasi dengan PT Bank BNP Paribas Indonesia dari Rp 140 miliar menjadi Rp 280 miliar.
Dana ini digunakan oleh GDYR untuk kebutuhan modal kerja.
Pada rapat pertama hari ini terpantau saham EXCL minus 0,76% di level Rp 1.950 / saham, sedangkan saham GDYR stagnan di level Rp 1.345 / saham.
(Tas tas)
“Ninja twitter bersertifikat. Ahli internet. Penggemar budaya pop hardcore. Baconaholic.”
You may also like
-
Subway setuju untuk menjual kepada pemilik Dunkin’ dan Baskin-Robbins, Roark Capital
-
Qatar Airways dan Airbus mencapai penyelesaian dalam kasus hukum A350 | berita penerbangan
-
Bos NatWest menolak menghadiri sidang parlemen
-
Investor Brunei berencana berinvestasi dalam proyek energi terbarukan di IKN
-
Pembuat ChatGPT OpenAI merilis alat pendeteksi konten buatan AI yang “tidak sepenuhnya andal” | Kecerdasan Buatan (AI)