Untuk pertama kalinya dalam 10 tahun! RI Latihan Militer Feat NATO

Jakarta, CNBC Indonesia – Angkatan Laut Rusia (Navy) akan melakukan latihan dengan negara-negara anggota North Atlantic Treaty Organization (NATO) untuk pertama kalinya dalam 10 tahun.

Menurut laporan RIA News, merujuk pada layanan pers Armada Laut Hitam, Rusia akan diwakili oleh fregat, kapal patroli, kapal tunda penyelamat, unit Korps Marinir, kru tambang dan helikopter berbasis laut.

Latihan bersama bertajuk “ AMAN-2021 ” yang akan digelar di lepas pantai Pakistan di wilayah perairan Karachi pada Februari 2021 tersebut juga akan mempertemukan 30 negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, China, Jepang. , Turki, Filipina, Malaysia, Sri Lanka, dan Indonesia.

Terkait keterlibatan Indonesia dalam latihan bersama ini, Kepala Dinas Informasi Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Julius Widjojono, CHRMP membenarkan kabar tersebut.

“TNI AL telah diundang oleh TNI AL untuk mengikuti latihan tersebut dan sampai saat ini telah berlangsung rapat perencanaan Konferensi Perencanaan Awal dan Konferensi Perencanaan Akhir secara in vicon (videoconference),” ujarnya. Kata Julius dalam pesan singkat kepada CNBC Indonesia.

Selain itu, Julius mengatakan, Indonesia berencana mendatangkan KRI Bung Tomo-357, salah satu dari tiga jenis kapal Multi-Role Light Frigate (MRLF) milik TNI AL. Kapal ini baru saja dilatih dengan Australia.

“Rencananya (membawa) kapal jenis MRLF. Namun, keterlibatan KRI dalam latihan AMAN 2021 akan tetap memperhatikan situasi Covid-19 yang berkembang di Pakistan,” ujarnya. dia melanjutkan.

Sementara itu, kantor berita TASS melaporkan bahwa Angkatan Laut Rusia terakhir kali berpartisipasi dalam latihan dengan kapal perang NATO pada tahun 2011 selama Latihan Bold Monarch di lepas pantai Spanyol.

Selama dekade terakhir, Angkatan Laut Rusia telah melakukan latihan bersama lebih sering dengan Turki, dengan Moskow memiliki hubungan yang lebih dekat daripada anggota NATO lainnya.

READ  Pekerja bandara Selandia Baru dinyatakan positif Covid pada hari kedua gelembung perjalanan Selandia Baru

Hubungan antara Rusia dan Barat merana di posisi terendah pasca-Perang Dingin, di bawah tekanan mulai dari aneksasi Krimea hingga tuduhan peretasan dalam pemilihan AS dan Suriah.

September lalu, Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia, Valery Gerasimov, menuduh NATO telah meningkatkan aktivitas militernya 20-30 kilometer dari perbatasan Rusia.

“Pertumbuhan aktivitas militer AS dan NATO tidak terjadi di Atlantik atau Karibia, tetapi pada jarak 20 hingga 30 kilometer dari perbatasan Rusia,” kata Gerasimov, dikutip dari Pledge Waktu. Gerasimov menambahkan bahwa informasi tentang perilaku agresif Rusia yang beredar di dalam NATO adalah salah.

Dalam laporan yang dirilis awal bulan ini, NATO mengatakan Rusia kemungkinan akan tetap menjadi ancaman utamanya selama beberapa dekade mendatang.

Seorang pejabat NATO juga mengatakan blok militer yang beranggotakan 30 orang itu tidak bermaksud untuk berpartisipasi dalam latihan dengan Rusia, tetapi partisipasi masing-masing negara terserah mereka untuk memutuskan.

“Kerja sama praktis kami tetap ditangguhkan karena pencaplokan Krimea ke Ukraina secara ilegal dan tidak sah oleh Rusia pada 2014,” kata pejabat NATO itu.



[Gambas:Video CNBC]

(dru)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *