Tidak ada pembangkit listrik tenaga batu bara baru di Indonesia yang dapat mengurangi emisi

JAKARTA, 29 Mei (Bloomberg): Indonesia akan berhenti menyetujui pembangkit listrik tenaga batu bara baru karena mengintensifkan upaya untuk mengurangi emisi karbon.

Pemerintah hanya akan mengizinkan penyelesaian pembangkit yang sudah dalam konstruksi atau sudah mencapai penyelesaian keuangannya, kata Direktur Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam, Rida Mulyana, dalam sidang parlemen, Kamis (27/5).

Ini adalah langkah terbaru Indonesia, pengekspor batu bara termal terbesar di dunia, untuk mengejar ketinggalan dalam perlombaan global mengurangi gas rumah kaca.

Ada juga rencana untuk memberi insentif pada energi terbarukan, memberlakukan pajak karbon, dan mengembangkan sistem perdagangan karbon untuk mengurangi emisi sebesar 26,8% menjadi 27,1% dibandingkan tahun 2010.

Ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini secara bertahap akan merelokasi sekitar 5.200 pembangkit listrik tenaga diesel dengan total kapasitas 2 gigawatt yang akan didukung oleh sumber terbarukan, tambah Mulyana. Negara ini diperkirakan membutuhkan kapasitas 41 GW selama 10 tahun ke depan.

PT Perusahaan Listrik Negara juga akan menghentikan semua pembangkit listrik tenaga batu bara pada tahun 2056 dan beralih ke energi terbarukan sebagai gantinya, Wakil Presiden Direktur Darmawan Prasodjo mengatakan dalam acara yang sama.

Pada tahun 2020, perusahaan listrik milik negara tersebut akan memiliki kapasitas pembangkit terpasang sebesar 63,2 GW, dengan energi terbarukan sebesar 7,9 GW. Direncanakan untuk meningkatkan angka ini menjadi 24,1 GW pada tahun 2030. – Bloomberg

READ  Menteri Keuangan Indonesia, mantan COO Bank Dunia, bergabung dengan paduan suara yang menyerukan reformasi di Bank Dunia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *