JAVA, INDONESIA, 24 Agustus (CNA) — Sebuah taman kanak-kanak di Indonesia yang hancur akibat gempa bumi Jawa Barat tahun 2022 dibuka kembali untuk siswa pada hari Rabu dengan bantuan hibah dari Taiwan.
Terletak di kota Cianjur, tempat gempa bumi berkekuatan 5,6 skala Richter menewaskan ratusan orang pada 21 November 2022, sekolah ini dibangun dengan bantuan yayasan amal yang didirikan oleh pengusaha Taiwan di luar negeri dan sumbangan $100.000 dari pemerintah Taiwan dalam dolar AS untuk membangun kembali sekolah tersebut.
Pada upacara pembukaan pada hari Rabu, para guru, siswa dan orang tua menyambut hangat perwakilan Taiwan di Indonesia, John Chen (陳忠) dan anggota yayasan.
Menurut Chen, sekolah yang dibuka pada hari Rabu ini adalah satu dari lima sekolah di Cianjur yang dibantu pembangunan kembali atau renovasi oleh Taiwan.
Berbicara pada upacara tersebut, anggota yayasan Ko Pai-kuan (柯百觀) mengatakan banyak siswa terpaksa belajar di tenda karena gempa, dan organisasi tersebut bertindak cepat untuk menyelesaikan pembangunan sekolah tersebut pada akhir Juli.
Selain itu, kata Ko, yayasan juga memberikan dukungan dana untuk pembelian meja, kursi, dan bahan ajar sekolah.
Rinrin, kepala taman kanak-kanak tersebut, mengatakan bahwa taman kanak-kanak baru tersebut membawa kedamaian baginya setelah ia merasa tidak berdaya setelah sekolah tersebut dihancurkan.
Dia berterima kasih kepada semua orang yang membantu membangun kembali taman kanak-kanak tersebut atas dukungan mereka dan menggambarkan sekolah baru ini sebagai sekolah yang “luar biasa” dan mimpi yang menjadi kenyataan.
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi
-
Indonesia turun 14 peringkat korupsi dunia — BeritaBenar