Spesies itu bernama Homo bodoensis dan diyakini telah hidup selama Pleistosen Tengah. Para peneliti percaya mereka adalah nenek moyang langsung dari manusia modern. Nama Bodoensis berasal dari tengkorak yang ditemukan di Bodo D’ar di Ethiopia.
Menurut para ahli, ini adalah periode penting dalam sejarah, seperti juga ketika spesies kita sendiri (Homo sapiens) muncul di Afrika dan kerabat dekat kita, Neanderthal (Homo neanderthalensis) di Eropa.
Namun kali ini juga merupakan wilayah abu-abu dalam sejarah, dengan kesenjangan pengetahuan ahli tentang sifat evolusi manusia selama ini.
Ahli paleoantropologi menyebut periode ini “kekacauan di tengah”.
Penulis utama dr. Mirjana Roksandic dari Universitas Winnipeg di Kanada mengatakan, “Saat ini menjadi tidak mungkin untuk membicarakan evolusi manusia karena kurangnya terminologi yang tepat yang mengakui perbedaan geografis manusia.”
Dengan klasifikasi baru ini, H. bodoensis digunakan untuk menggambarkan sebagian besar orang Pleistosen Tengah dari Afrika dan beberapa dari Eropa Tenggara.
Menurut Christopher Bae, rekan penulis studi dari Departemen Antropologi di Universitas Hawaii di Manoa, tujuan dari klasifikasi baru ini adalah untuk “memutuskan simpul Gordian dan memungkinkan kita untuk dengan jelas mengidentifikasi waktu penting ini dalam evolusi manusia” .
dr. Roksandic berkata: “Penamaan spesies baru adalah masalah besar karena Komisi Internasional untuk Tata Nama Zoologi hanya mengizinkan perubahan nama sesuai dengan aturan yang ditetapkan dengan sangat ketat.
“Kami yakin ini akan bertahan lama, nama takson baru hanya akan hidup jika peneliti lain menggunakannya.”
Namun, ini bukan pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir kita melihat terobosan di bidang antropologi.
BACA LEBIH BANYAK: Badai Matahari: NASA Peringatkan Suar “Substansial” yang Dapat Menghancurkan Bumi
Para peneliti mengatakan DNA utuh adalah penemuan yang sangat langka.
Penggalian pertama di Indonesia dilakukan pada tahun 2015.
Penemuan ini diyakini sebagai pertama kalinya DNA manusia purba ditemukan di Wallacea, rantai besar pulau-pulau di lautan antara daratan Asia dan Australia.
Hasil studi terbaru dipublikasikan di Evolutionary Anthropology Issues News and Reviews.
“Ninja twitter bersertifikat. Ahli internet. Penggemar budaya pop hardcore. Baconaholic.”
You may also like
-
Aturan matematika ditemukan di balik distribusi neuron di otak kita
-
Para ilmuwan menemukan penjelasan untuk lubang gravitasi raksasa di Samudra Hindia
-
Peta baru yang akurat dari semua materi di alam semesta dirilis
-
Para ilmuwan mengatakan sepasang bintang yang sangat langka berperilaku sangat ‘aneh’
-
Lima Angsa Tewas Setelah Terbang Ke Saluran Listrik Hinkley | Berita Inggris