SITREP # 4 Gempa Majene, Sulawesi Barat – Rabu 20 Januari 2021 – Indonesia

Jenis kejadian: gempa bumi
Lokasi: Majene, Sulawesi Barat
Waktu: 14 Januari 2021

I. Informasi penting

  • Gempa pertama berkekuatan 5,9 skala richter terjadi pada Kamis (14/1) pukul 14.35 WIB. Pusat gempa berada di darat sekitar 4 km barat laut Majene di Sulawesi Barat.

  • Gempa kedua berkekuatan 6,2 skala richter kembali terjadi pada Jumat dini hari (15/1) pukul 02.28 WIB dengan pusat gempa di 6 km timur laut Majene, Sulawesi Barat, pada kedalaman 10 km.

  • Gempa susulan dengan kekuatan 5.9 terjadi di Majene pada Sabtu (16 Januari). Masyarakat setempat diminta berhati-hati dengan gempa susulan yang menyusul

  • Upaya evakuasi akan terus dilakukan oleh tim SAR gabungan dan relawan. Update terbaru dari BNPB menemukan bahwa 90 orang tewas. Prioritas pencarian korban di empat desa: Binanga, Rimuku, Karema dan Simboro.

II Deskripsi situasi

Gempa dahsyat terjadi dua kali pada Kamis pukul 14:35 waktu setempat dan pada Jumat dini hari pukul 6 pagi dalam skala Richter pada pukul 02.28 waktu setempat. Berdasarkan data Jumat (15/1), pukul 06.00 WIB (Waktu Indonesia Barat), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan sifat gempa tektonik di Majene, Sulawesi Barat, disebabkan oleh gempa dangkal. disebabkan oleh aktivitas kesalahan aktif.

Akses jalan menuju poros Mamuju – Majene terputus pada Senin (18/1) akibat longsor parah. Keadaan kelistrikan di Sulawesi Barat pasca pemulihan gempa secara bertahap, sebagian wilayah sudah aktif dan jaringan telekomunikasi juga berfungsi. BASARNAS dan tim SAR gabungan telah mengidentifikasi 90 orang yang tewas dalam gempa Sulawesi Barat. Pencarian korban hingga saat ini masih berlangsung dan difokuskan di empat desa yaitu Desa Binanga, Desa Rimuku, Desa Karema dan Desa Simboro.

Pada Sabtu (16/1), BMKG kembali mengumumkan gempa susulan 5,0 skala richter yang melanda Kabupaten Majene. Gempa susulan berikut ini kemungkinan akan berulang, sehingga BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada.

Human Initiative merespon gempa Sulawesi Barat dengan mengerahkan tim medis, tim SAR, dan tim penilai untuk dua pemerintahan yaitu pemerintahan Mamuju dan Majene. Tim tanggap darurat telah melakukan asesmen cepat di posko pengungsian Desa Kayuangin, Desa Bambangan, Desa Lombong dan Desa Kabiraan, Kabupaten Majene. Sementara itu, penilaian kebutuhan survivor secara cepat juga dilakukan di Desa Karema, Desa Rimuku, Desa Botteng Utara, dan Pemerintahan Mamuju. Berdasarkan hasil asesmen cepat, ditemukan bahwa tenda pengungsi yang mereka tempati tidak dapat melindungi mereka dari hujan dan peralatan tidur yang sangat sedikit (alas tidur, selimut). Bahan makanan tersedia dalam jumlah kecil dan dapat dipasok oleh pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat dengan peralatan memasak yang minim.

Para penyintas harus diberi prioritas:

  1. Tempat penampungan darurat dan perlengkapan tidur

  2. Air bersih dan toilet darurat

  3. makan

  4. Perlengkapan bayi

  5. Perlengkapan mandi pribadi

Respon yang dilakukan oleh Human Initiative selama ini terdiri dari: Penyediaan air bersih bagi para penyintas di Desa Bambangan, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, dengan kegiatan sebagai berikut: Pemberian 300 paket sembako (bubur dari kacang hijau) bagi para korban di pengungsian di Desa Bambangan dan Pos penyediaan air (kopi, teh, dll) untuk 500 orang yang selamat di desa Bambangan. Posko penyediaan air juga didirikan di kamp pengungsian di Stadion Manakara, Kecamatan Mamuju. Bingkisan yang dibagikan kepada para penyintas di Desa Bambangan terdiri dari: beras 500 kg, telur 30 bungkus, dan minyak goreng 75 liter. Human Initiative juga terlibat dalam koordinasi dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan bersama untuk memberikan pembaruan informasi yang telah dibuat.

READ  Indonesia: Pemantauan Dampak Bahaya Hidrometeorologi (Juli – September (Q3) 2022) – Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *