Setelah animasi dijeda, proyek KRAS 3,9 triliun rupee siap bangkit

Jakarta, CNBC Indonesia – Proyek PT Meratus Jaya Iron & Steel (PT MJIS), anak usaha PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), terhenti meski ada investasi sebesar Rp 3,9 triliun. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah menetapkan tujuan untuk menghidupkan kembali proyek pengolahan bijih besi.

“Kami melihat ini sungguh memalukan. Investasi itu direalisasikan dengan nilai 2 triliun rupee. Kami sekarang sedang mencari kata-kata yang tepat bersama-sama. Ini harus menjadi sumber pendapatan dan pertumbuhan ekonomi di kawasan Tanah Bumbu yang pada akhirnya menciptakan lapangan kerja. bisa dilakukan, “katanya. Bos BKPM Bahlil Lahadalia dalam keterangan resmi yang dikutip, Kamis (3/12).

Menurutnya, Kabupaten Tanah Bumbu di Provinsi Kalimantan Selatan bisa dijadikan lokasi investasi bagi investor. Ia yakin, saat investasi masuk ke kawasan akan terjadi multiplier effect yang akan memacu pertumbuhan ekonomi di kawasan.


“Jadi investasi itu seperti kereta api. Ada gerbong dan lokomotif. Sekarang anggaplah investasi itu lokomotif dan gerbong itu akan ikut bersamamu. Itu multiplier effect. Jadi ekosistem akan berjalan, dan ekonomi ini akan berjalan dengan baik,” ujarnya. .

Silmy Karim, Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero), optimistis akan ada solusi dalam waktu dekat terkait penundaan PT MJIS yang telah berhenti beroperasi sejak 2015.

“Kita harus mencari solusi yang tepat dan kompetitif serta mengutamakan sumber bahan baku dari Indonesia. Sehingga harapan kita yang selama ini membebani bisa menjadi potensi. Kalau Kepala BKPM turun tangan, biasanya tidak butuh waktu lama untuk menemukan solusinya. ” kata Silmy.

Sayangnya, baik Bahlil maupun Silmy He memberikan gambaran yang komprehensif tentang rencana jangka panjang untuk mengembangkan proyek yang ditangguhkan ini dalam pernyataannya. Padahal, penting juga untuk memberikan gambaran umum tentang langkah-langkah spesifik yang akan diambil.

READ  TfL terkena £100 juta lebih sedikit pendapatan iklan di jaringan kereta bawah tanah, kereta api, dan bus | TfL

Jangan sampai saat ada anggaran yang dikeluarkan hasilnya masih sia-sia. Apalagi, salah satu pemilik proyek, PT Antam, sudah mundur dua tahun lalu.

Awalnya, PT MJIS merupakan perusahaan patungan antara PT KS (66,66%) dan PT Aneka Tambang (ANTAM) (33,33%). PT MJIS adalah perusahaan pionir di Indonesia yang memproduksi besi spons dengan teknologi Rotary Klin menggunakan bahan baku seperti bijih besi, batu bara dan batu kapur. Perusahaan ini awalnya didirikan untuk mensuplai PT KS dengan besi spons sebagai bahan baku peleburan baja.

PT MJIS menghadapi beberapa kendala dalam proses investasinya. Diketahui bahwa bahan baku bijih besi yang tersedia tidak memenuhi persyaratan standar skala industri dan batubara yang memenuhi persyaratan spesifikasi PT MJIS tidak mencukupi untuk wilayah Batulicin.

Selain itu, kapasitas pelabuhan yang ada (kapasitas 300 kaki) tidak cukup untuk kapasitas yang dibutuhkan (setidaknya 50.000 ton).

[Gambas:Video CNBC]

(hps / hps)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *