Laporan memprediksi pertumbuhan impor Indonesia

A Laporan Australian Bureau of Agricultural and Resource Economics and Sciences (ABARES) telah mengidentifikasi peluang signifikan untuk buah dan sayuran impor di Indonesia.

NS Analisis Konsumsi dan Perdagangan Pangan Indonesia: Akankah Reformasi Domestik Mengikuti Permintaan? Laporan tersebut memeriksa pendorong permintaan dan tren pasokan makanan di negara Asia.

Laporan tersebut memprediksi peningkatan ketergantungan pada makanan impor.

“Kami mengharapkan permintaan makanan [in Indonesia] empat kali lipat pada tahun 2050 berdasarkan pertumbuhan pesat permintaan negara akan makanan berkualitas tinggi yang lebih beragam seperti daging, susu, buah-buahan dan sayuran, ”kata Jared Greenville, direktur eksekutif ABARES.

“Pertumbuhan permintaan yang diprediksi kuat ini membuat sektor pertanian Indonesia tidak akan mampu memenuhi kebutuhan pangan di masa depan.

“Kemungkinan sekitar tiga perempat dari nilai konsumsi pangan Indonesia harus ditutupi oleh impor pada tahun 2050.”

Greenville mengatakan langkah baru-baru ini untuk mereformasi kebijakan impor Indonesia yang ketat mencerminkan pandangan negara bahwa impor pangan dan produksi dalam negeri memainkan peran yang sama pentingnya dalam mencapai ketahanan pangan.

“UU Omnibus yang baru bertujuan untuk mencabut hukuman dan pembatasan impor beberapa komoditas pertanian,” kata Greenville.

“Namun, sistem regulasi Indonesia yang kompleks terus menjadi hambatan bagi eksportir yang ingin berdagang dengan Indonesia, dan swasembada tetap menjadi alasan utama untuk beberapa pembatasan regulasi.

“Sementara Australia menawarkan potensi luar biasa dengan perubahan ekonomi Indonesia dan kerangka peraturan, kami berharap kemajuan bagi eksportir kami dapat diukur.”

READ  Gempa susulan Kudeta Myanmar: Opsi Politik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *