Kerugian tahunan Indonesia dari limbah makanan dilaporkan mencapai 551 triliun rupee

Kerugian tahunan Indonesia dari limbah makanan dilaporkan mencapai 551 triliun rupee

TEMPO.CO, jakarta – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) melaporkan pada tahun 2021 bahwa kehilangan makanan atau sisa makanan di Indonesia berkisar antara 115 hingga 184 kilogram per kapita per tahun selama dua dekade terakhir.

Food and Agriculture Organization (FAO) bersama Kementerian Pertanian (Kementan) menyelidiki penyebab masalah ini dalam Workshop Studi Food Loss and Waste pada Sabtu, 3 September 2022 di Jakarta.

Limbah makanan adalah sisa makanan dari produksi ke pedagang grosir, pengecer, dan rumah tangga. Kerugian tertinggi ditemukan pada tanaman, terutama sereal. Sementara itu, buah dan sayuran merupakan sektor pangan yang paling tidak efisien, terutama karena pemborosan dalam rantai makanan. Bahkan di kawasan Asia-Pasifik, hampir setengah dari buah dan sayuran terbuang atau hilang sebelum sampai ke tangan konsumen.

“Buah-buahan dan sayuran merupakan komoditas paling bergizi yang hilang dan terbuang percuma,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Retno Sri Hartati Mulyandari, Minggu, 4 September 2022.

Kerugian ekonomi akibat food loss dan waste berkisar antara Rp 213 triliun hingga Rp 551 triliun per tahun, yang merupakan 4-5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Mulyandari menekankan pentingnya memahami hambatan dan tantangan dalam rantai nilai untuk mengurangi kehilangan pangan. Masalah sisa makanan ini disebabkan oleh berbagai keterbatasan manajemen dan teknis dalam pemanenan, penyimpanan, pengangkutan, pengolahan, fasilitas pendingin, infrastruktur, pengemasan dan sistem pemasaran.

Baik FAO maupun Kementerian Pertanian berencana memulai kajian mulai September tahun ini hingga Januari 2023, yang akan fokus pada tiga komoditas unggulan seperti cabai di Banyuwangi, Jawa Timur; bawang merah di Brebes, Jawa Tengah; dan Kohl di Cianjur, Jawa Barat. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk lebih memahami titik susut bahan baku makanan dan menemukan solusi untuk kehilangan makanan dan sisa makanan.

READ  Dua pesawat terlibat dalam "tabrakan kecil".

HENDRIK KHOIRUL MUHID

klik disini untuk mendapatkan berita Tempo terbaru di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *