Kenaikan suku bunga Fed menghambat pemulihan di negara berkembang: BI

Kenaikan suku bunga Fed menghambat pemulihan di negara berkembang: BI

JAKARTA (ANTARA) — Kenaikan suku bunga Federal Reserve menyulitkan negara berkembang untuk pulih dari pandemi COVID-19, kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.

“Negara berkembang perlu mengatasi dampak pertumbuhan global, ketidakpastian dan dampak kenaikan suku bunga terhadap arus modal,” kata Warjiyo pada kuliah umum “Leader’s Insight” BI di Jakarta, Senin.

Selain itu, kenaikan suku bunga The Fed juga membatasi kemampuan negara berkembang untuk merumuskan strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, tegasnya.

Berita Terkait: Ketidakseimbangan Ekonomi Global Akan Berlanjut Pada 2022: BI

Oleh karena itu, normalisasi kebijakan moneter menjadi salah satu isu yang akan diangkat dan dibahas pada kepresidenan Indonesia G20 tahun 2022, ujarnya.

Menurut Warjiyo, normalisasi kebijakan moneter di negara maju harus dikalibrasi dengan baik, direncanakan dengan baik dan dikomunikasikan dengan baik.

Semua upaya harus dilakukan agar dampak normalisasi kebijakan terhadap ekonomi global dan negara berkembang dapat dimitigasi secara memadai, katanya.

Selain itu, normalisasi kebijakan telah dimulai di negara maju dan kemungkinan akan terjadi lebih cepat daripada di negara lain, tambahnya.

“Kami telah melihat bahwa The Fed telah mulai menaikkan suku bunga. Kami awalnya memperkirakan akan ada lima kenaikan suku bunga, tetapi dengan inflasi yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang cepat, kemungkinan Federal Reserve akan menaikkan (suku bunga) tujuh kali, seperti bulan ini,” kata Warjiyo.

Berita Terkait: BI memangkas perkiraan pertumbuhan global karena konflik Rusia-Ukraina

Kenaikan suku bunga Fed akan berdampak pada kenaikan suku bunga global dan persepsi risiko global.

Oleh karena itu, normalisasi kebijakan menjadi tantangan tersendiri mengingat pertumbuhan ekonomi yang tidak seimbang di negara-negara tersebut.

READ  TONY HETHERINGTON: £2.000 hilang karena nomor perutean yang salah

Selain normalisasi kebijakan, negara-negara menghadapi tantangan lain, seperti dampak pandemi yang berkelanjutan dan konflik antara Rusia dan Ukraina, tambahnya.



Berita Terkait: Kebijakan tanpa karantina diperluas di seluruh Indonesia: Uno

Berita Terkait: Menteri Uno ajak masyarakat tetap semangat pembalap MotoGP meski kalah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *