Investasi modal baru bergantung pada kepadatan penduduk, kata Pakar Senior

Investasi modal baru bergantung pada kepadatan penduduk, kata Pakar Senior

TEMPO.CO, jakarta – Ekonom Senior Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri memberikan jawabannya pada Kamis tempo tentang insentif pemerintah yang ditawarkan kepada investor ibu kota baru oleh Nusantara. Dia berpendapat bahwa perusahaan hanya berkomitmen untuk berinvestasi ketika ibu kota baru – yang akan dipindahkan dari Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan – dapat menjamin bahwa ibu kota baru akan memiliki setidaknya 5 juta penduduk dalam 10 tahun ke depan.

“Tidak ada perusahaan yang mau rugi. Semua orang tahu kalau penduduknya hanya 5 juta selama 10 tahun akan ekonomis, barulah ekonomis dan investor internasional akan masuk,” katanya kepada Tempo pada 20 Oktober.

Ekonom menjelaskan bahwa penjamin terpenting dalam bisnis ini adalah penduduk. “Itu Kopi Kenangan apakah kamu ingin pergi ke sana yang Starbucks apakah Anda ingin jika Anda tidak dipaksa? Tempo benar-benar ingin pindah ke sana?” ujarnya.

Faisal juga mengatakan, pemerintah tidak perlu membangun hotel jika 60.000 pegawai negeri sipil (PNS) akhirnya dipindahkan ke ibu kota baru. Jika hanya PNS yang tinggal di Penajam Paser Utara, ia juga menyarankan agar setiap pertemuan diadakan di hotel, karena ini tidak mencerminkan skala ekonomi.

Faisal mengatakan, tanda-tanda investor enggan berinvestasi terlihat dari masayoshi Son, CEO Softbank, yang mundur dari proyek ambisius pemerintah tersebut. Masayoshi mengatakan pemerintah Indonesia tidak dapat menjamin bahwa 5 juta orang akan berhenti dalam 10 tahun, katanya.

Lulusan Vanderbilt University itu mengungkapkan, persyaratan kepadatan penduduk ini sebenarnya sudah disampaikan secara pribadi oleh seorang pejabat Departemen BUMN. Pejabat tersebut telah membaca syarat dan ketentuan yang sebelumnya diajukan oleh Softbank, menurut Faisal.

READ  Pembaruan PDB Q1-2021 Indonesia: Aktivitas ekonomi tetap rendah, tetapi resesi sudah di depan mata

“Ini adalah informasi yang saya dapatkan dari Anda. Saya tidak akan memikirkan apa pun. mengapa? [reveal this detail] saya? Karena dia tahu, saya akan menyampaikan apa yang dia katakan kepada publik,” kata Faisal. “Tidak akan ada bank yang mau membiayai perusahaan yang berekspansi menjadi ibu kota baru.”

Sebelumnya, pemerintah mengatakan akan menawarkan relaksasi atau stimulus untuk memudahkan izin untuk menarik investor ke negara itu ibu kota baru oleh Nusantara. Kepala Eksekutif Ibu Kota Baru, Bambang Susantono, mengatakan pemerintah sedang menyelesaikan rancangan peraturan pemerintah yang akan mencakup relaksasi untuk investasi tersebut.

MOH KHORY ALFARIZI

klik disini untuk mendapatkan update berita terbaru dari Tempo di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *