Indonesia mengatakan sedang membangun pabrik baterai senilai $ 1,2 miliar dengan LG Korea Selatan

JAKARTA: Badan usaha milik negara Indonesia Battery Corporation (IBC) dan perusahaan Korea Selatan LG akan membangun sistem baterai baru senilai 1,2 miliar dolar AS dengan kapasitas 10 gigawatt hour (GWh) pada Senin (24 Mei).

Pabrik, yang merupakan bagian dari kontrak kendaraan listrik senilai $ 9,8 miliar antara LG dan Indonesia yang ditandatangani tahun lalu, sedang dibangun di kota Bekasi di perbatasan timur ibukota Jakarta.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia tidak merinci jangka waktu dalam sebuah pernyataan tetapi mengatakan pabrik itu akan dibangun “dalam waktu dekat”.

“Pembangunan tahap pertama akan memiliki kapasitas produksi 10 GWh yang nantinya akan digunakan untuk kendaraan listrik Hyundai,” tambahnya.

Konsorsium LG terdiri dari berbagai unit LG, termasuk LG Chem, LG Energy Solution, LG International, serta produsen baja Korea Selatan POSCO dan perusahaan kobalt China Huayou Holdings.

Seorang juru bicara LG Energy Solution, bagian produksi baterai perusahaan, tidak dapat berkomentar segera ketika dihubungi oleh Reuters.

Reuters melaporkan awal bulan ini bahwa LG Energy Solution berencana untuk membangun sel baterai canggih untuk produsen EV AS Tesla Inc pada tahun 2023 dan sedang mempertimbangkan lokasi manufaktur potensial di AS dan Eropa.

Produsen nikel terkemuka Indonesia kini memiliki rencana ambisius untuk memproses pasokan bijih nikel laterit yang melimpah, yang digunakan dalam baterai litium, dan pada akhirnya menjadi pusat global untuk pembuatan dan ekspor kendaraan listrik.

Indonesia menargetkan untuk memproduksi baterai senilai 140 GWh pada tahun 2030.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *