Indonesia Mengatakan Jet Sriwijaya Air Jatuh Lulus Review Kelaikan Udara, Pemerintah & Ekonomi

Sel, 12 Januari 2021 – 14:40

[JAKARTA] Kementerian Perhubungan Indonesia mengumumkan pada hari Selasa bahwa sebuah Jet Sriwijaya Air yang jatuh ke laut tiga hari yang lalu melewati tinjauan kelaikan udara bulan lalu ketika dua perekam kotak hitam pesawat tersebut ditemukan lebih lanjut selama pencarian.

Pesawat Boeing 737-500 dengan 62 orang di dalamnya jatuh di Laut Jawa pada Sabtu, empat menit setelah lepas landas dari bandara utama Jakarta.

Departemen Perhubungan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pesawat, yang dilarang terbang selama pandemi antara Maret dan Desember tahun lalu, telah melewati tinjauan kelaikan udara pada 14 Desember.

Pesawat itu terbang tanpa penumpang lima hari kemudian dan melanjutkan penerbangan komersial pada 22 Desember, kata kementerian itu.

Hasil awal dari Komite Keselamatan Transportasi Nasional Indonesia (KNKT) menunjukkan bahwa mesin jet sedang berjalan saat menabrak air berdasarkan kerusakan pada bagian-bagian yang diambil dari laut.

“Kerusakan bilah kipas menunjukkan mesin masih bekerja akibat benturan,” kata bos KNKT Soerjanto Tjahjono dalam keterangannya.

“Ini sesuai dengan hipotesis bahwa sistem pesawat masih beroperasi di ketinggian 76 meter,” katanya, seraya mencatat bahwa pesawat sedang mengirimkan data pada ketinggian itu.

Polisi Indonesia mengidentifikasi korban kecelakaan itu untuk pertama kalinya pada hari Senin. Pramugari Okky Bisma diidentifikasi dengan sidik jarinya, kata seorang petugas polisi.

“Suamiku yang super baik … Surga adalah tempatmu … Sampai kita bertemu lagi, Sayang,” tulis istri Okky yang juga seorang pramugari di akun Instagram-nya.

Dalam posting terpisah dia menulis bahwa dia cukup beruntung untuk bertemu Okky, yang “selalu memanjakan” saya, bersama dengan foto mereka dengan latar belakang matahari terbenam.

READ  Kontradiksi Jokowi dan perjuangan untuk menata kembali Indonesia

Pesawat itu sedang dalam penerbangan domestik ke Pontianak di Pulau Kalimantan, sekitar 740 km dari Jakarta, sebelum menghilang dari layar radar.

Itu adalah kecelakaan pesawat besar kedua di Indonesia sejak kematian 189 penumpang dan awak pada 2018 ketika sebuah Lion Air Boeing 737 MAX juga jatuh di Laut Jawa tak lama setelah lepas landas dari Jakarta. Jet yang jatuh pada hari Sabtu ini memiliki desain yang sangat berbeda.

Penyelam telah mempersempit area di mana perekam penerbangan yang disebut kotak hitam dicurigai, tetapi puing-puing telah menghambat upaya pencarian, kata para pejabat.

Kendaraan yang dikendalikan dari jarak jauh telah digunakan untuk membersihkan dasar laut sementara kapal angkatan laut mencari dari permukaan menggunakan pencarian sonar.

Begitu data penerbangan dan perangkat dikte kokpit ditemukan, KNKT berharap informasi tersebut bisa terbaca dalam tiga hari.

Dengan sedikit petunjuk langsung tentang apa yang menyebabkan hilangnya kendali setelah peluncuran, penyelidik akan sangat bergantung pada perekam penerbangan untuk menentukan apa yang salah.

Pesawat Sriwijaya Air berusia hampir 27 tahun dan jauh lebih tua dari model Boeing 737 MAX yang bermasalah. Model 737 yang lebih lama tersebar luas dan tidak memiliki sistem pencegahan kios yang terlibat dalam krisis keamanan MAX.

REUTERS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *