Pengembangan hutan perusahaan akan mengoptimalkan pemanfaatan hutan lestari, termasuk produk kayu, non-kayu dan jasa hijau.
Jakarta (ANTARA) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) telah merilis Hutan Negara Indonesia (SOIFO) 2022 dokumen, kompilasi kebijakan pemerintah di bidang pengelolaan hutan dan lingkungan hidup tahun 2021-2022.
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan publikasi ini,” kata Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Dia berbagi bahwa dokumen itu juga mencakup semua upaya pemerintah untuk memenuhi target Net Sink 2030 untuk kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (FOLU).
Indonesia percaya bahwa sektor FOLU dapat memainkan peran penting dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta dalam mencapai target National Determined Contributions Document (NDC) Indonesia.
Oleh karena itu, Indonesia menerapkan tiga strategi untuk mencapai net sink FOLU pada tahun 2030, yaitu pengelolaan hutan lestari, kebijakan lingkungan, dan kebijakan karbon.
Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian LHK Agus Justianto mengatakan sektor kehutanan juga akan berperan penting dalam pemulihan ekonomi pasca COVID-19 dan transisi menuju ekonomi berkelanjutan.
Oleh karena itu, pemerintah saat ini sedang menggalakkan pengenalan kehutanan lintas perusahaan.
“Pengembangan corporate forestry akan mengoptimalkan pemanfaatan hutan secara lestari, termasuk produk kayu, non-kayu dan jasa hijau,” kata Dirjen.
Pemerintah juga berupaya menyederhanakan dan meningkatkan pelayanan perizinan untuk mendukung pengembangan multi-enterprise forestry.
Upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi hutan, meningkatkan kinerja ekspor, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Kehutanan Indonesia (APHI) Indroyono Soesilo mengatakan pemegang izin usaha pemanfaatan hutan (PBPH) di seluruh Indonesia siap mendukung pemerintah dalam mencapai target FOLU Net Sink 2030.
Para pemegang PBPH sedang mempersiapkan berbagai langkah untuk mitigasi perubahan iklim, termasuk mencegah deforestasi dan degradasi lahan, mengembangkan hutan komersial yang berkelanjutan, merehabilitasi dan memulihkan lahan gambut, serta melindungi keanekaragaman hayati, katanya.
Berita Terkait: Pemilahan sampah dukung ekonomi daur ulang domestik : kementerian
Dia mengatakan $ 14 miliar akan dibutuhkan untuk mendanai upaya mitigasi.
“Sekitar 55 persen dari jumlah itu, atau (setara dengan) $7,7 miliar, berasal dari investasi swasta,” tambah Soesilo.
Kerja sama internasional juga diperlukan untuk mendukung langkah-langkah tersebut, katanya.
Peluncuran SOIFO 2022 berlangsung pada Selasa (4 Oktober 2022) di sela-sela pertemuan ke-26 Food and Agriculture Organization (FAO) Forestry Committee (COFO 26) di markas FAO di Roma, Italia.
Indonesia mengundang semua delegasi yang menghadiri COFO 26 untuk berbagi praktik terbaik mereka untuk pengelolaan hutan lestari serta ide-ide mereka untuk mewujudkan kerja sama global dalam perubahan iklim.
Berita terkait: SVLK untuk memastikan pengelolaan hutan lestari: Wakil Menteri
“Ninja twitter bersertifikat. Ahli internet. Penggemar budaya pop hardcore. Baconaholic.”
You may also like
-
Subway setuju untuk menjual kepada pemilik Dunkin’ dan Baskin-Robbins, Roark Capital
-
Qatar Airways dan Airbus mencapai penyelesaian dalam kasus hukum A350 | berita penerbangan
-
Bos NatWest menolak menghadiri sidang parlemen
-
Investor Brunei berencana berinvestasi dalam proyek energi terbarukan di IKN
-
Pembuat ChatGPT OpenAI merilis alat pendeteksi konten buatan AI yang “tidak sepenuhnya andal” | Kecerdasan Buatan (AI)