Bank Dunia telah memutuskan untuk memberikan pinjaman sebesar €380 juta kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Indonesia.

“Fasilitas ini akan memiliki kapasitas pembangkit listrik yang signifikan untuk memenuhi permintaan puncak dan kapasitas penyimpanan yang signifikan untuk memungkinkan difusi energi terbarukan yang lebih besar[y] dan karena kedekatannya dengan dua pusat permintaan utama, itu akan mengurangi beban transmisi yang meningkat di jaringan, ”kata lembaga keuangan internasional itu dalam sebuah pernyataan. “Akibatnya, konsumen di Jawa dan Bali akan diuntungkan dengan pasokan listrik yang lebih ramah lingkungan dan andal.”

Fasilitas senilai $ 800 juta itu dikatakan terletak 40 km sebelah barat Bandung di Jawa Barat dan menempati area di atas dua waduk air di wilayah pemerintahan Bandung Barat dan Cianjur. Menurut dokumen yang diterbitkan tahun lalu oleh perusahaan milik negara PT PLN (Persero), yang memiliki proyek, pembangkit tersebut akan terdiri dari empat blok dengan output masing-masing 260 MW dan total kapasitas pemompaan pembangkit adalah 1,1 GW dan didukung oleh pembangkit listrik bawah tanah yang disediakan. NS Waktu pembangkitan diperkirakan 6,5 jam per hari dan Durasi pompa pada output maksimum, pada 8,5 jam per hari.

Salah satu dari dua bendungan terletak di 75,5 m dan sudah dibangun di atas Sungai Cirumamis sementara bendungan kedua akan dibangun 98m di Sungai Cisokan. Sebuah terowongan menghubungkan pembangkit listrik dengan reservoir dan dua Saluran transmisi menghubungkan sistem ke Cibinong
Jaringan Saguling
yang tidak dapat menerima beban tambahan karena sudah hampir mencapai batas kapasitasnya. “Pekerjaan konstruksi utama diperkirakan akan memakan waktu 50 bulan dan akan berlangsung antara tahun 2024. dioperasikan [and] 2025“, demikian dalam laporannya.