Indonesia berhasil mengunduh perekam suara kokpit pesawat Sriwijaya Air yang jatuh

Komite Keselamatan Transportasi Nasional Indonesia mengunduh perekam suara kokpit (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada 13 April yang jatuh di Laut Jawa pada 9 Januari awal tahun ini. Menurut Xinhua Media Outlet, ketua panitia Soerjanto Tjahjono mengatakan unduhan itu sekarang akan mengungkap penyebab kematian 62 orang di pesawat yang jatuh itu. Tjahjono juga mengatakan percakapan selama dua jam direkam, termasuk beberapa detik sebelum pesawat jatuh.

Tjahjono berkata, “Kami berhasil mengunduh keempat saluran dari CVR, tetapi saluran 4 terputus.”

Namun, ia menambahkan, catatan yang ada menambah data penting dari penyelidikan yang hasilnya akan disajikan dalam laporan akhir. Perlu dicatat bahwa CVR dipulihkan pada akhir Maret setelah hampir tiga bulan mencari di Laut Jawa. CVR ditemukan di lumpur yang disedot oleh kapal keruk dan dikeringkan serta dibersihkan dari lumpur dan garam.

Ketidakseimbangan dorong mesin

Sekarang saluran untuk analisis disinkronkan dengan yang lain serta komunikasi radio dan perekam data penerbangan (FDR) untuk menentukan penyebab kecelakaan itu. Kembali pada bulan Februari, Komite Nasional Keselamatan Transportasi Indonesia (KNKT) menerbitkan laporan awal yang menemukan bahwa pesawat mengalami ketidakseimbangan dalam dorongan mesin yang akhirnya menyebabkan gulungan tajam dan kemudian menyelam terakhir ke laut. Laporan tersebut bahkan memuat informasi dari FDR. Pakar keselamatan mengatakan sebagian besar kecelakaan udara disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor yang membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk ditentukan.

Pesawat Sriwijaya Air tersebut jatuh ke laut setelah lepas landas dari Jakarta dengan penerbangan domestik dengan dua pilot, empat pramugari, dan 56 penumpang. Pesawat Boeing 737-400 Sriwijaya Air SJ-182 menghilang dari layar radar setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Pontianak di Provinsi Kalimantan Barat sekitar pukul 14.30 (waktu setempat) 30 menit setelah waktu yang dijadwalkan karena hujan deras. Perekam penerbangan pesawat menunjukkan pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki dan kemudian lepas landas.

READ  Pertukaran sekolah Brunei-Indonesia berakhir | Bintang

(Dengan masukan dari ANI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *