Hibrida babi hutan radioaktif muncul di gurun nuklir Fukushima

Studi ini juga menemukan bahwa lebih banyak hibrida babi-babi telah ditemukan di luar batas daerah yang terkena radiasi di Fukushima, dengan gen dari babi domestik tampaknya bermigrasi ke populasi babi hutan umum.

“Hasil saat ini menunjukkan perlunya pemantauan genetik tambahan untuk mendokumentasikan penyebaran gen domestik dalam stok babi hutan,” kata laporan itu.

Namun, Donovan Anderson, seorang peneliti yang terlibat dalam penelitian ini, mengatakan gen babi kemungkinan besar akan terdilusi dengan setiap generasi mendatang.

“Ada peristiwa hibridisasi yang menyebabkan perubahan genom babi asli,” kata Anderson kepada The Telegraph.

“Perubahannya terjadi pada frekuensi rendah dan menipis seiring waktu. Oleh karena itu, kami tidak dapat melihat perubahan apa pun pada babi hutan sebagai hasil dari hibrida. Perubahan perilaku saat ini yang kita lihat adalah karena tidak adanya orang, karena babi hutan dengan cepat menyerbu daerah yang ditinggalkan. “

“Saya pikir babi tidak bisa bertahan hidup di alam liar, tetapi babi hutan tumbuh subur di kota-kota yang ditinggalkan karena mereka sangat kuat,” katanya kepada BBC.

Kehidupan baru yang mekar di kota hantu

Evakuasi manusia di daerah itu menghasilkan pembangunan kembali bagian-bagian wilayah yang unik.

Bunga biru asli yang sebelumnya menghilang dari lanskap setelah dinyatakan terancam punah oleh pemerintah kembali dua tahun setelah bencana.

Para ilmuwan telah mencatat kelahiran kembali alami yang serupa setelah bencana nuklir Chernobyl di Ukraina. Jumlah beruang, rusa, bison, serigala, lynx, dan kuda meningkat setelah daerah itu ditinggalkan pada 1986.

Namun, para ilmuwan memperhatikan bahwa katak yang hidup di dalam zona eksklusi jauh lebih gelap daripada yang di luar, menunjukkan bahwa tingkat melanin yang lebih tinggi dapat membantu mereka mengatasi radiasi dengan lebih baik.