Dana Kekayaan Negara Indonesia memperkenalkan strategi pertama untuk menarik investor

Jakarta. Otoritas Investasi Indonesia (INA) baru-baru ini mempresentasikan strategi awalnya untuk menarik investor agar membiayai proyek pembangunan nasional.

Untuk iklim investasi yang lebih baik, sovereign wealth fund negara akan terlebih dahulu memastikan tata kelola yang baik dengan bekerja sama dengan dewan pengawas dan kantor akuntan.

Kedua, kami akan melanjutkan pekerjaan yang sedang berjalan dan berkonsultasi dengan para menteri untuk melihat aset apa saja yang bisa dibagikan dengan investor, kata Ridha Wirakusumah, presiden pendiri INA, pada konferensi pers yang disiarkan secara virtual, Selasa.

“Ada banyak proyek infrastruktur yang sudah kita rencanakan. Ada juga $ 9,5 miliar [investment] sedang dalam proses, tetapi pertama-tama kami harus memastikan bahwa proyek-proyek ini dapat memberikan keuntungan yang baik bagi kami dan rekan investor kami. “

Ridha mengumumkan, dari sekian banyak proyek infrastruktur, INA awalnya akan fokus menarik investor untuk membiayai proyek tol tersebut. Pasalnya, jalan tol memiliki multiplier effect yang besar dan nilai investasi yang tinggi.

Ketiga, kami ingin membangun profesionalisme. Oleh karena itu, investasi yang dilakukan oleh INA dan rekan investor kami dapat membawa hasil yang baik, nilai tambah yang tinggi, dan keterampilan yang secara bertahap dapat meningkatkan profesionalisme di Indonesia, ”ujar Presiden Direktur Bank Permata.

“Kami mencari dana modal, bukan dana pinjaman. Kalau bisa dana yang memiliki nilai tambah. Sumbernya juga harus memiliki tata kelola yang baik dan bersih.”

Atas perintah Presiden Joko “Jokowi” Widodo, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan akan terus memantau INA agar tidak bernasib sama dengan 1Malaysia Development Berhad (1MDB) yang tercoreng korupsi.

Bersama pengawas ex officio INA dan Menteri BUMN Erick Thohir, ia juga memastikan bahwa direksi dan pengawas adalah orang-orang yang memiliki integritas dan kredibilitas tinggi.

READ  Empat belas spesies baru Tikus ditemukan di Indonesia

“Presiden menginstruksikan kepada kami untuk membuktikan bahwa Indonesia memiliki otoritas investasi dengan tata kelola yang baik,” kata Sri Mulyani.

Menurut Menkeu, fund manager global sudah menunjukkan ketertarikan untuk berinvestasi. Mereka bahkan mengirimkan ekspresi ketertarikan mereka kepada regulator secara ex officio. Para calon mitra ini bahkan menyatakan kesediaan mereka untuk berinvestasi.

Selain itu, pemerintah INA akan memberikan 75 triliun rupee (sekitar $ 5,4 miliar) pada akhir tahun ini. INA akan mendapat suntikan modal tunai hingga 30 triliun rupee, yang akan dipotong dari APBN pada 2020 dan 2021. Sisanya sebesar Rs.45 triliun akan diterbitkan dalam bentuk saham dalam bentuk aset tetap.

“Dewan Direksi akan menindaklanjuti pernyataan ketertarikan tersebut. […] Modal awal ini akan digunakan INA untuk memulai pembicaraan dengan calon mitra mengenai detail teknisnya, ”kata Sri Mulyani.

“Kami tidak meminjam uang, tetapi mereka berinvestasi dengan kami. Ini adalah strategi kami untuk membuat kami tidak terlalu bergantung pada leverage atau kredit.”

Konferensi pers virtual tersebut menyusul pengangkatan Direksi INA oleh Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta. Arief Budiman bergabung dengan Ridha sebagai Wakil Presiden. Arief adalah mantan direktur keuangan perusahaan energi milik negara Pertamina.

Stefanus Ade Hadiwidjaja juga bergabung dengan tim sebagai Direktur Investasi. Sebelumnya, dia adalah direktur pelaksana firma ekuitas swasta Creador. Marita Alisjahbana – mantan Country Risk Manager Citi Indonesia – sekarang menjabat sebagai Risk Director INA.

Terakhir, Eddy Porwanto adalah Direktur Keuangan INA. Eddy pernah menjadi kepala keuangan pembawa bendera Garuda Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *