BRIS akan menyusut dan menambah saham publik setelah merger

Jakarta, CNBC Indonesia – PT BRIsyariah Tbk (BRIS) memastikan akan menambah jumlah saham beredar (free float) di bursa setelah proses merger dengan dua bank umum syariah milik negara selesai tahun depan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi peraturan Bursa Efek Indonesia.

Fahmi Subandi, Direktur Operasi BRIsyariah, mengatakan kepemilikan saham publik sebenarnya akan berkurang setelah merger selesai. Namun, perusahaan telah berjanji untuk mematuhi persyaratan free float 7,5%.

“Sudah menjadi kewajiban perseroan pasca merger untuk menaikkan rasio saham publik karena akan terdilusi menjadi 4% setelah merger dan regulasi BEI minimal 7,5%. Oleh karena itu, dalam jangka waktu tertentu ada kewajiban untuk meningkatkan rasio saham publik, ”kata Fahmi dalam paparan publik. maya, Kamis (5/11/2020).


Sesuai prospektus penggabungan bank syariah milik negara, proporsi pemegang saham publik hanya akan menjadi 4,4 persen (sebelumnya 18,47 persen).

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) kemudian menjadi pemegang saham dominan di BRIS dengan kepemilikan saham hingga 51% dalam program merger ini. Sementara itu, BRIS akan menjadi bank yang menopang perseroan yang masih bertahan.

Komposisi pemegang saham BRIS lainnya adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) 25,0%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 17,4%, DPLK BRI-Syariah 2% dan investor publik 4,4%.

Sedangkan saham BRIS saat itu 73% dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan 8,53% DPLK dari saham Bank Rakyat Indonesia-Syariah.

[Gambas:Video CNBC]

(Drum / drum)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *