BRIN mendukung pemanfaatan mikroalga sebagai sumber pangan di Indonesia

BRIN mendukung pemanfaatan mikroalga sebagai sumber pangan di Indonesia

Mikroalga menjadi salah satu pilar yang menjanjikan untuk dimanfaatkan sebagai sumber pangan dan berkontribusi dalam tema gizi dan kesehatan di Indonesia.

Jakarta (ANTARA) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendukung pemanfaatan mikroalga sebagai sumber pangan Indonesia melalui penelitian dan pengembangan pengolahan bahan pangan berbasis mikroalga.

“Mikroalga menjadi salah satu pilar yang menjanjikan untuk dimanfaatkan sebagai sumber pangan dan berkontribusi dalam topik gizi dan kesehatan di Indonesia,” kata Puji Lestari, Kepala Badan Riset Pertanian dan Pangan BRIN.

BRIN saat ini sedang mengambil langkah fortifikasi tepung singkong dengan spirulina sebagai salah satu jenis mikroalga untuk mendongkrak kandungan nutrisi dan mineral pada singkong, katanya dalam keterangannya, Jumat.

Selain itu, menguatkan badan tahu dengan spirulina.

Berita Terkait: Perekonomian Indonesia ke depan harus berbasis aktivitas antariksa: BRIN

Salah satu kegunaan mikroalga dalam makanan adalah sebagai pewarna alami, katanya.

Spesies mikroalga — Arthrospira, Haematococcus pluvialis dan chlorella — dapat berperan sebagai pigmen alami dan memiliki aktivitas biologis, seperti sifat antibakteri dan antioksidan, jelasnya.

Faktanya, astaxanthin dari mikroalga memiliki kekuatan antioksidan enam ribu kali lipat dari vitamin C.

Mikroalga juga dapat digunakan sebagai sumber asam lemak tak jenuh ganda atau salah satu makromolekul atau nutrisi yang mempengaruhi proses pertumbuhan otak dan sebagai sumber protein.

Menurut literatur, spirulina bisa mengandung protein hingga 71 persen.

Berita Terkait: BRIN mengelola data citra satelit untuk pengurangan risiko bencana

Sekitar 75 persen wilayah Indonesia terdiri dari perairan, sehingga negara ini memiliki potensi yang tinggi untuk pengembangan sumber daya laut, termasuk mikroalga, kata Lestari.

READ  Asiamoney Halo! Tanjung Indonesia memulai perubahan

Namun, produk berbasis mikroalga belum tumbuh optimal di Indonesia, katanya

Padahal mikroalga memiliki kandungan protein yang tinggi, pola asam amino yang unik, kandungan omega-3 dan pigmen alami yang potensial, kandungan lemak yang rendah, serta kandungan nutrisi dan aktivitas biologis yang menarik.

Untuk itu, penelitian dan pengembangan mikroalga diperlukan untuk menjembatani produk hilir, katanya.

Mikroalga adalah mikroorganisme dengan klorofil yang berperan dalam fotosintesis.

Dalam siklus hidupnya, mikroalga sangat bergantung pada karbondioksida, cahaya, makronutrien, mikronutrien yang berperan sebagai pupuk, dan lingkungan yang tersedia, jelas Lestari.

Berita Terkait: Peningkatan penggunaan lahan basah sangat penting untuk mencapai ketahanan pangan

Berita Terkait: BRIN sedang mengembangkan aplikasi untuk membantu para nelayan menemukan hasil tangkapan mereka

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *