Jakarta, CNN Indonesia –
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DENGAN) Hancurkan Damayanti dan ungkap kejatuhannya kebobolan saldo yang cukup besar dialami oleh salah satu penyedia atau penyedia dompet digital uang elektronik di Indonesia.
Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi pembicara pada Jum’at (16/10) sebagai pembicara dalam kuliah tamu bertajuk “Pasar dan Lembaga Keuangan” di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Namun, dia tidak menyebut siapa penyelenggara jasa sistem pembayaran (PJSP) dimaksud. Menurut Destry, kasus tersebut ditangani oleh BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Kemarin ada kebocoran yang cukup besar di salah satu PJSP kita dan menjadi masalah masuk ke OJK untuk BI. Ini juga sama dengan membobol penggunaan mesin,” ujarnya.
Destry mengatakan penting untuk melihat rekam jejak e-wallet yang digunakan jika Anda ingin menghemat uang yang cukup besar. Pasalnya, masalah kehilangan uang di dompet digital bukanlah hal baru di Indonesia.
“Sebelum menggunakannya, yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah mengecek siapa penyelenggara e-wallet tersebut,” jelasnya.
Tindakan pencegahan serupa juga harus diterapkan pada perbankan dan penyedia layanan keuangan, menurut Destry. Selain itu, banyak konsumen baru-baru ini menjadi korban gagal bayar karena mereka tidak berhati-hati tentang penempatan uang mereka.
Hal ini juga sering terjadi karena orang mudah tertarik pada keuntungan yang tinggi tanpa mempertimbangkan resiko kerugian yang besar.
“Jadi kita tetap hati-hati. Cek dan cek dulu. Apa penyelenggara oke atau tidak? Karena ada risikonya kalau tidak kita cek dan cek. Bahkan di bank pun bisa ada risiko kalau kita tidak cek apakah kondisinya benar. ” bank, “katanya.
(hrf / a)
“Ninja twitter bersertifikat. Ahli internet. Penggemar budaya pop hardcore. Baconaholic.”
You may also like
-
Indonesia memobilisasi konsensus nasional tentang pertanian keluarga
-
Sadiq Khan: London harus berinvestasi untuk menarik penumpang pasca-Covid | London Bawah Tanah
-
Penerbangan ke Spanyol dipaksa kembali ke Manchester karena ‘masalah teknis’ menyebabkan penundaan BESAR
-
Jokowi Sampaikan Potensi Ekonomi Digital Indonesia kepada CEO AS
-
AFMGM+3 ke-25 membahas strategi untuk mengatasi risiko dan tantangan global