Ekonom UOB Group Enrico Tanuwidjaja dan Yari Mayaseti mengomentari pertemuan BI terbaru.
Tesis sentral
“Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga utamanya tidak berubah pada pertemuan kebijakan moneter (MPC) Oktober 2021 di rekor terendah 3,50% karena ekonomi terus pulih dari gelombang COVID-19 terburuk di negara itu. Suku bunga utama telah berada di level ini sejak Februari, dan BI telah memberi isyarat bahwa bank sentral dapat menahan setidaknya sampai akhir tahun. Alhasil, BI mempertahankan suku bunga fasilitas simpanan di 2,75% dan suku bunga fasilitas kredit di 4,25%. BI menyatakan bahwa keputusan tersebut sejalan dengan kebutuhan untuk menjaga nilai tukar dan sistem keuangan di tengah inflasi yang rendah, proyeksi inflasi yang rendah dan upaya untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi.”
“Dengan kasus Covid-19 harian yang sekarang lebih terkendali, laju pemulihan kembali ke jalurnya. Selain itu, inflasi masih berada di bawah kisaran target bank sentral 2% hingga 4%; BI akan memiliki ruang kebijakan untuk tetap akomodatif untuk mendukung pemulihan ekonomi. Kami mempertahankan perkiraan suku bunga BI kami untuk sisa tahun ini di level saat ini 3,50%, sementara kami juga memperkirakan bahwa BI akan mulai menaikkan suku bunga utamanya pada paruh kedua tahun 2022.”
Komunikator. Pencandu web lepas. Perintis zombie yang tak tersembuhkan. Pencipta pemenang penghargaan
You may also like
-
Taman kanak-kanak di Indonesia yang terkena gempa dibuka kembali dengan bantuan dari Taiwan
-
Tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan kegagalan UU Cipta Kerja, kata KSPI
-
Saat Indonesia berjuang untuk mendorong melalui hukum pidana baru yang ketat, Senator Markey memimpin rekan-rekannya dalam mendesak Presiden Widodo untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dan melindungi kebebasan fundamental.
-
Video menunjukkan pengungsi Afghanistan memprotes, bukan “pekerja China” di Indonesia
-
Indonesia Masih Mengingkari Kebebasan Beragama Kepada Minoritas Agama – Akademisi