Pada saat fasilitas ini dibuka, perusahaan menyatakan akan memiliki 64 zona ketersediaan di 21 wilayah di seluruh dunia.
Pada awal 2021, perusahaan akan membuka pusat pembersihan data pertamanya di negara tersebut untuk mempertahankan diri dari serangan Distributed Denial of Service (DDoS) dengan mencoba mendeteksi, menganalisis, dan menghapus lalu lintas berbahaya di tingkat Tbit / s.
“Pada kesempatan kali ini, saya ingin mengucapkan selamat kepada Alibaba Cloud atas pengembangan Availability Zone dan Data Cleansing Center di Indonesia yang sedang berlangsung, yang diharapkan sudah ada pada tahun 2021,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia Johnny G. Plate .
“Kami berharap proses pengelolaan data di pusat sesuai dengan prinsip-prinsip pemerintah Indonesia di bidang pengelolaan data seperti legalitas, fairness dan transparansi,” imbuhnya.
Pada 2017, pendiri Alibaba, Jack Ma, menjadi penasihat resmi pemerintah Indonesia, terutama untuk masalah e-commerce. Perusahaannya telah banyak berinvestasi di negara berpenduduk padat tersebut, dengan divisi cloud secara khusus menargetkan negara tersebut karena kedaulatan data menjadi lebih serius.
Tahun lalu, Alibaba Cloud menjalin kemitraan strategis dengan perusahaan telekomunikasi lokal PT IndoInternet untuk mendistribusikan produk dan layanan komputasi awannya. Program akselerator juga diumumkan untuk melatih usaha kecil Indonesia dalam layanan online dengan tujuan mendukung setidaknya 1.000 startup.
“Ninja twitter bersertifikat. Ahli internet. Penggemar budaya pop hardcore. Baconaholic.”
You may also like
-
Aturan matematika ditemukan di balik distribusi neuron di otak kita
-
Para ilmuwan menemukan penjelasan untuk lubang gravitasi raksasa di Samudra Hindia
-
Peta baru yang akurat dari semua materi di alam semesta dirilis
-
Para ilmuwan mengatakan sepasang bintang yang sangat langka berperilaku sangat ‘aneh’
-
Lima Angsa Tewas Setelah Terbang Ke Saluran Listrik Hinkley | Berita Inggris