Diperkirakan pada tahun 2030, Asia Pasifik akan kekurangan 47 juta talenta digital. Saat ini, Indonesia membutuhkan sekitar 600.000 talenta digital setiap tahun. Untuk itu, berbagai langkah telah dilakukan oleh pemerintah
JAKARTA (ANTARA) – Pemerintah Indonesia telah memprakarsai beberapa kebijakan untuk mendukung pengembangan talenta digital, kata Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto.
“Kawasan Asia-Pasifik diperkirakan akan kekurangan 47 juta talenta digital pada tahun 2030. Saat ini, Indonesia membutuhkan sekitar 600.000 talenta digital setiap tahun. Untuk itu, pemerintah telah mengambil berbagai langkah,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat.
Nilai ekonomi digital Indonesia pada 2021 akan mencapai US$70 miliar, tertinggi di antara negara-negara ASEAN, katanya.
Nilai ini diproyeksikan meningkat menjadi $330 miliar pada tahun 2030. Dengan peningkatan pesat ini, kebutuhan akan talenta digital, navigator utama ekosistem digital, juga akan meningkat. Oleh karena itu, pemerintah berupaya mendorong pengembangan talenta dan infrastruktur digital melalui berbagai langkah, jelas Menkeu.
Berita Terkait: G20 DEMM: Indonesia dan Argentina Jajaki Kerjasama ICT
Salah satu langkah yang digagas pemerintah adalah program kartu prakerja digital end-to-end untuk mengembangkan keterampilan kerja dan kewirausahaan melalui pemberian dukungan finansial.
Nilai manfaat kartu prakerja hingga Rp 3,55 juta untuk setiap individu, dan program ini menargetkan lebih dari 13 juta penerima manfaat dari 514 kabupaten dan kota, Hartarto mengumumkan.
Pemerintah juga telah menjadikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai bagian sentral dari kurikulum di semua tingkatan. ICT juga digunakan untuk mendorong penelitian dan inovasi digital, khususnya untuk pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan start-up, serta untuk mendorong investasi dalam penelitian, pengembangan dan penerapan teknologi digital yang inovatif, tambahnya.
Berita Terkait: Jokowi dorong UMKM Papua untuk bergabung dengan platform ekonomi digital
Selain itu, Hartarto menjelaskan, pemerintah juga berupaya memperluas konektivitas dengan membangun infrastruktur digital, mulai dari Jaringan Fiber Optic Palapa Ring, tower Base Transceiver Station (BTS), satelit multifungsi Satria di pulau-pulau yang relatif kecil, serta menggelar 4G dan 5G. Cakupan jaringan hingga pembangunan data center nasional di sejumlah lokasi strategis.
Percepatan digitalisasi juga menjadi salah satu agenda utama Kepresidenan G20 Indonesia untuk mendorong hasil nyata untuk mewujudkan transformasi digital yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Literasi digital juga akan menjadi bagian dari tujuan ASEAN dalam bentuk kerangka ekonomi digital, yang diharapkan dapat dipromosikan oleh kepemimpinan ASEAN Indonesia pada tahun 2023, kata Hartarto.
Berita Terkait: DEMM G20 mencapai konsensus tentang tiga isu DEWG
Berita Terkait: Menkeu gelar pertemuan bilateral bahas 3 isu, kerjasama
“Ninja twitter bersertifikat. Ahli internet. Penggemar budaya pop hardcore. Baconaholic.”
You may also like
-
Subway setuju untuk menjual kepada pemilik Dunkin’ dan Baskin-Robbins, Roark Capital
-
Qatar Airways dan Airbus mencapai penyelesaian dalam kasus hukum A350 | berita penerbangan
-
Bos NatWest menolak menghadiri sidang parlemen
-
Investor Brunei berencana berinvestasi dalam proyek energi terbarukan di IKN
-
Pembuat ChatGPT OpenAI merilis alat pendeteksi konten buatan AI yang “tidak sepenuhnya andal” | Kecerdasan Buatan (AI)