Sebuah studi baru telah menemukan bahwa kepunahan skala besar yang terjadi belum memenuhi syarat sebagai kepunahan massal, tetapi Bumi dengan cepat menuju peristiwa keenamnya. Sejak pembentukannya sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, Bumi telah mengalami lima kepunahan massal, memusnahkan sekitar 75 persen kehidupan di planet ini selama 2,8 juta tahun, yang hanya sekejap mata pada skala kosmik. Yang paling terkenal dari peristiwa bencana ini adalah yang terbaru, asteroid raksasa Chicxulub yang memusnahkan dinosaurus 66 juta tahun yang lalu dan memusnahkan 76 persen spesies dunia.
Beberapa ahli ekologi berpendapat bahwa umat manusia sudah berada dalam kepunahan massal keenam, terutama karena perubahan iklim yang disebabkan manusia mengancam miliaran spesies.
Dalam sebuah studi baru, para ilmuwan telah meramalkan bahwa sementara peristiwa mengerikan ini mungkin sudah berlangsung, puncaknya bisa berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.
Dalam sebuah studi baru tentang kepunahan massal keenam, berjudul “Hubungan antara rentang kepunahan dan perubahan iklim selama krisis hewan laut dan darat utama,” para peneliti memperkirakan kapan kepunahan massal berikutnya dapat terjadi.
Kunio Kaiho, seorang ilmuwan iklim Jepang dari Universitas Tohoku, menemukan dalam penelitiannya bahwa ada hubungan yang kurang lebih proporsional antara suhu permukaan rata-rata bumi dan keanekaragaman hayati bumi.
Dia mencatat bahwa spesies dapat punah karena sejumlah alasan. Untuk memahami seperti apa tingkat kepunahan “normal”, para ahli ekologi mengukur “laju latar belakang” kepunahan.
Berbicara kepada Live Science, dia berkata, “Lima sampai sepuluh persen kepunahan spesies dalam 1 juta tahun adalah tingkat latar belakang.”
Dia mencatat bahwa tingkat yang lebih tinggi, seperti “tingkat kepunahan lebih dari 10 persen dalam waktu singkat (misalnya, ratusan tahun) adalah peristiwa penting.”
Namun, menghitung latar belakang kepunahan untuk peristiwa sebelumnya cenderung “sangat sulit” karena fosil cenderung mewakili spesies yang lebih besar dan lebih umum, menurut David Storch, seorang profesor di Institut Ekologi Universitas Charles di Praha, yang tidak terlibat dalam studi baru.
BACA JUGA: Peringatan Kiamat Dihitung Sebagai Garis Waktu ‘Kepunahan Massal’
“Ninja twitter bersertifikat. Ahli internet. Penggemar budaya pop hardcore. Baconaholic.”
You may also like
-
Aturan matematika ditemukan di balik distribusi neuron di otak kita
-
Para ilmuwan menemukan penjelasan untuk lubang gravitasi raksasa di Samudra Hindia
-
Peta baru yang akurat dari semua materi di alam semesta dirilis
-
Para ilmuwan mengatakan sepasang bintang yang sangat langka berperilaku sangat ‘aneh’
-
Lima Angsa Tewas Setelah Terbang Ke Saluran Listrik Hinkley | Berita Inggris